KH Noer Ali

KH Noer Ali
hero, pioneer of future about Islam

Jumat, 22 Oktober 2010

Dewan Pimpinan Pusat Laskar Jayakarta, Bang Illo: “Biar Lambat Tapi Pasti”

Panglima DPP Laskar Jayakarta Bang Illo dalam setiap kesempatan soal maksud dan tujuan didirikan organisasi yang didirikannya agar dapat bermanfaat bagi orang banyak. Salah satunya untuk membatu meningkatkan perekonomian anggotanya.
Salah satunya membangun jaringan dengan pihak jaringan telpon XL. Pihaknya membuat rekanan agar DPP Laskar Jayakarta dapat menjadi agen dalam penjualan pulsa elektronik. Kerjasama itu, nantinya para kadernya dapat menjadi pengecer pulsa di masyarakat dan dari situ juga kader memiliki keuntungan secara ekonomis. Laba yang didapat menjadi tambahan dalam biaya kehidupan keseharian.
Baru-baru ini, di Markar Besar DPP Laskar Jayakarta, sekitar pukul 21.00 WIB berdiri tenda nan megah dengan peserta berseragam kebesarannya yang berjejalan penuh sesak. Sedangjan di luar sana deretan parkiran para tamu dan pimpinan di setiap wilayah dan tingkatan memadati jalur dengan kendaraan yang mereka bawa. Riuh rendah suara acara tersebut di mana peserta yang hadir terlihat serius mendengar arahan tunggal dari pembicara Habib Helmy terkait penerangan soal sistem dan manajemen serta teknis menjadi agen dan pengecer pulsa yang bakalan dilakoni oleh para kader laskar.
Senada dengan Habib, kegiatan ini terkait upaya pihak perusahaan XL membangun kerjasama dengan komunitas tertentu untuk membangun jaringan bisnis jual pulsa. Sekitar tiga jam nyaris waktu tanpa putus dengan pemaparan dan diselingi tanya jawab dari peserta semakin serius. Mungkin saja lantaran kegiatan yang menguntungkan dan berpeluang dalam menjadi agen pulsa yang mudah dan harga pulsa yang relativ di bawah standar dari agent yang biasa.
“Kami ingin program ini akan membantu perokonomian mereka. Syaratnya mudah. Pertama menjadi anggota laskar kemudian ikut mendaftar menjadi pengecer dan mendaftar di DPP. Setelah itu mereka memberikan deposit layaknya menjadi agen pulsa di tempat lain. Hanya bedanya mereka lebih mudah, murah dan lebih menguntungkan lantaran model setting handphone akan dibuat seperti layar computer yang selalu online serta banyak manfaat lainnya. Jangan kaget bila yang selama ini mereka tak karuan dan setelah menjadi pengecer akan berubah style hidup dari sebelumnya,” kata Bang Illo kepada SUARA BETAWI.
Terlepas dari proyek bisnis komunitas ini, terdapat agenda besar dari sang owner DPP Laskar Jayakarya, meski terlihat sederhana namun dalam dan luas pesannya. Hal itu menyangkut pergeseran orientasi para pemimpin organisasi massa saat ini dari yang bersifat tertutup, arogan, anarkhis, hingga suka melakukan tindakan yang membuat resah warga kepada pola lain. Beda dengan laskar, ia mengajak perkumpulannya mendorong kemandirian, berpikir cerdas, kreatif, dinamis, maju ke depan, jauh kedepan dan mendidik agar kader dapat maju dan lain sebagainya.
Pasalnya, di tengah konstelasi organisasi massa saat ini dan di bulan ini utamanya terpokus pada urusan iring-iringan bak terbuka dengan ditumpangi massa yang berjejal entah kemana arahnya dan konvoi massa untuk melabrak sesuatu yang katanya dibilang melawan hukum dan bertindak anarkis namun laskar justru mengajak kadernya santun dan memajukan penghasilannya. Kalau bukan dari sang pemegang keputusan tentu sulit untuk mendorong perubahan orientasi cara berpikir kader kepada yang berbauh otak. Kader diajak berbisnis, mengenal teknologi modern hingga menjadi pengusaha kecil-kecilan.
Sejalan dengan itu semua, di institusi penegak hukum tengah ramai bahwa organisasi massa telah diingatkan akan ada pembekuan atau pembubaran organisasi akibat telah tercium aparat lantaran melakukan tindak kekerasan dan tindakan membuat resah di masyarakat. Tak tanggung-tanggung, seperti yang dilaporkan pihak berwajib, mereka telah mengantongi nama-nama organisasi tersebut berikut ulahnya yang kurang santun. Namun sebaliknya, dengan laskar, kini, di bulan puasa, program untuk menjadi pengecer pulsa ditawarkan kepada kadernya. Luar biasa kedengarannya. Bisa jadi pihak berwajib bingung dan tak cepat percaya. Apa ada yang seperti ini. Rupanya memang ada betulan dan hanya di Laskar Jayakarta.
Dari data yang terhimpun, laskar Jayakarta tersebut sekitar tahun 2002 ia berada di bawah DPP Perhimpunan Masyarakat Betawi di bawa pimpinan H Laisyak. Kini laskar, memiliki sejumlah Laksama untuk struktur level tertinggi pada setiap wilayah tingkat dua di Jakarta, Srikandi untuk organ wanita, Garda untuk sayap khusus, dan komanda untuk setiap level ketua di kecamatan. Singkatnya strukturnya terdapat mulai dari DPP hingga mencapai tingkat kelurahan dan desa. Kini laskar tersebar di wilayah Jabodetabek.
Masih soal intern Laskar, lembaga ini dalam menyiarkan aktivitasnya dapat ditemukan dengan media surat kabar yang Anda pegang saat ini dan situs webb site digital. Belum lama, ini laskar telah mengeluarkan album di mana guna mengasah kemampuan kadernya yang tertarik dengan dunia tarik suara. Selain itu, lembaga ini mampu membina kadernya menjadi tim penaggulangan bencana dengan kemapauan terjuan dengan tambang dari gedung berlantai di mana dapat mengebakuasi korban kebakaran dari geduing tinggi. Kemampuan ini sangat dibutuhkan bagi warga Jakarta lantaran banyak korban jiwa yang jatuh akibat seringnya terjadi kebaran. Kemudian dengan pembinaan hukum lewat bantuan hukum.
Terkait dengan seragam laskar yang terbilang berbau militer hal ini lumrah dan wajar karena untuk membedakan dan kebanggaan bagi organiasi massa. Bisa jadi bagi mereka yang hobbi memakai seragam bercorak militer akan menyalurkan mereka ke dunia tersebut. Hanya saja mereka tak perlu dicurigai lantaran di awal telah dikatakan soal kinerja dan kemampauan dan pendekatan di lapangan kepada warga lainnya. Hanya saja soal urusan keamaan mereka tetap berada pada garis di depan dalam membuat lingkungan yang aman dan nyaman bagi kelangsungan masyarakat. Sejalan dengan ketentuan yang berlaku, mereka bekerjasama dengan pihak berwenang dalam membangun suasana tersebut. Tak berlebihan mereka juga, justru paling getol dalam menciptakan suasana yang aman dan nyaman di lingkungan masing-masing. Menarik untuk diperbincangkan, siapa sebenarnya sosok Bang Illo ini, ia pria santun dan bersahaja yang mengayomi anak buahnya. Banyak kesan bila kenal lebih dekat dengan dirinya. Ia tak hanya mampu membangun kekuatan organisasi massa secara rapih dari nol besar hingga mengenalkan teknologi dan naluri berbisnis seperti menjadi penjual pulsa dan lainnya. Dalam Laskar, Bang Illo, sepertinya membuat wadah untuk menyatukan orang banyak untuk satu tujuan, jalan yang bermanfaat. Sesuatu yang tak mudah dilakukan.
Terlebih bagi kader yang telah lama mengikuti dirinya, meski terkadang memakai pakaian resmi laskar, ia tak sedikut pun menunjukkan sikap seorang pemimpin militer yang kaku, keras, kasar dan tak mau merasakan keluhan anak buahnya. Tidak! Ia seorang bapak dari semua anak buahnya yang berjumlah ribuan orang. Tua, muda, remaja dan anak-anak malah hingga anak yatim dan jompo sering mendapat sentuhan finasial darinya.
Masalahnya, dari mana dana itu ia dapat, sentuhan tak hanya diberikan jelang puasa dan acara tertentu. Malah, hanpir setiap saat keluhan anak buahnya yang lagi kepepet uang tunai untuk hajat berobat hingga bantuan untuk acara keluarga tentu tak luput dari bantuannya. Bukan memuji! Ini hasil pantauan yang kami dapat. Aneh juga, padahal seberapa besar sih kantongnya yang didapat dari jobnya di luar Laskar? Kata dia tak lebih dari seberapa rupiah saja padahal bila digunakan dirinya dan keluarganya sebenarnya terbilang tekor namun ia mampu mengelola ini menjadi dapat menutupi mereka yang lagi perlu bantuan.
Ini bukan mengada-ada, hanya sebagai bahasa untuk mengatakan bahwa masih ada orang yang pemimpin dan perduli untuk orang lain dan kita dapat meniru agar dapat berlaku positif seperti ini. Kalau pun banyak para pemimpin organisasi massa melakukan hal serupa mungkin ia tetap terbilang sedikit dari realitas para pemimpin saat ini yang umumnya menjadikan kekuasannya untuk dijadikan alat dalam kepentingan sendiri.
Kembali pada agenda besar laskar, sekilas orang mungkin banyak tak percaya bila laskar memberlakukan konsep seperti ini. Masalahnya, banyak organisasi serupa dibangun hanya untuk gagah-gagahan dan membangun keberadaannya hanya untuk membuat jurang pemisah dengan masyarakat. Ujung ujungnya apa yang menjadi keluhan anak buahnya tak dipikirkan.
Laskar sejatinya ia berpungsi dan melakukan kerja-kerja advokasi layaknya sebuah lembaga swadaya masyarakat atau LSM. Sebut saja program pemberdayaaan dilakukan serti di atas, malah bila fatsun ini dilakoni secara konsisten makan hasilnya akan lebih besar akibat didukung melalui infrastruktur organisasi yang cakap. Laskar dapat diduga bisa menyaingi tawar LSM lain yang hanya dibina beberapa gelitir orang dan tak meyerapk ke bawah. LSM hanya dapat diserap pada tataran produk kebijakannya namun laskar dapat dirasakan kedua-duanya. Instrument dan kebijakannya serta leadership sekaligus.
Bisa jadi jargon jual pulsa eceran, dapat membangun komunikasi lewat media, bantuan hukum, pengayoman terhadap anak buahnya hingga urusan bantuan sepeser besarnya -kalau meminjam istilah orang betawi- merupakan social cost yang amat berharga bagi kelangsungan subuah organisasi yang berada di tengah kota besar seperti Jakarta. Ia dipastikan lebih kuat bertahan dari konstelasi organisasi serupa yang kini berjalan berbarengan namun tak memiliki agenda besar seperti laskar. Laskar mengurus mulai urusan yang sepele hingga urusan besar. Dari urusan membantu orang yang sedang melahirkan orok hingga menciptakan stabilitas keamanan di jantung ibukota negara.
Menariknya ongkos operasional tersebut selalu saja ada jalan keluarnya dalam menutupi kebutuhan tersebut. meski tak dapat dilihat secara jelas, namun buktinyan hingga kini laskar okey-okey saja. Dengan usia yang lumayan lama namun gerakannya tetap berjalan. “Biar lambat tapi pasti,” kata Bang Illo dalam setiap kesempatan ia keluarkan dalam menyakinkan anak buahnya dalam memimpin perahu besar bernama laskar.
Ada hal yang perlu juga disampaikan soal laskar, laskar terbilang menganut organisasi kader. Di mana dibutuhkan soliditas dan loyalitas kader kepada top learder. Model ini harus dibangun sebagai wujud soliditas kader pada pimpinan tertinggi. Model ini tetap tepat untuk membangun hirarki yang utuh dan permanen dalam membangun struktur garis organisasi. Ada mekanisme dan prosedur yang dibuat antara bawahan dan atasan. Pada saat yang bersamaan, terkadang panglima sering ditodong tentang masalah yang harus ia terima sebut saja ada anak buahnya yang mengadu soal keluhan sepele seperti di atas. Kedua model ini sejatinya sulit dilakukan tapi di laskar dapat terjadi.
Kini, laskar tengah diuji dengan program baru, program yang tak berhubungan dengan naluri seorang kombatan tapi ia naluri seorang pedagang. Naluri yang membutuhkan keseriusan dan ketenangan dalam melihat peta bisnis dan peluang serta kecerdasan kognisi dan emosi di kota besar ini. Garapan kedua ini, setidaknya dapat dimulai dengan gerakan yang selembut mungkin untuk maju. Usaha ini, setidaknya telah dimulai dari kultur yang dibina dalam laskar soal tersebut dan dimanfaatkan untuk berbisnis pulsa. Tak berlebihan, kita ulas sedikit tentang sebuah pepatah klasik Negeri Tiongkok. Seberapa jauh jalan yang kita akan tempuh, ribuan dan jutaan mil kita lalui maka tetap saja usaha tersebut dimulai dengan langkah pertama. Nah, tentunya dagang pulsa ini bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan besar dimaksud. Semoga ye bang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

salamlikum silahkan menuangkan ide dalam media ini. salam